Posted by : Unknown
Tuesday, January 15, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Generasi
muda merupakan tulang punggung bangsa yang diharapkan di masa depan mampu
meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan
generasi muda sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat, yakni dengan
keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang pentingnya memberikan filter
tentang perilaku-perilaku yang negatif, antara lain ; minuman keras, mengkonsumsi obat
terlarang, sex bebas dan lain-lain. Bencana yang terus menimpa bangsa ini
tentunya dapat diperbaiki dengan proses waktu yang tertentu, namun bencana
akibat rusaknya moral, bagaimana memperbaikinya ? Dalam pergaulan bebas remaja
sekarang kita lihat sangat menyedihkan, lihat saja dilingkungan sekitar kita
kebanyakan yang menjadi korban pergaulan bebas adalah remaja belia. Kebanyakan
mereka yang masih duduk di bangku SMP dan SMA. Dalam pergaulan bebas ini mereka
akan ikut-ikutan dengan kawan mereka atau karena ajakan kawan mereka.
Disinilah mereka memulai yang namanya metode coba-coba hingga akhirnya kecanduan. Dari yang minum-minuman keras, memakai narkoba hingga akhirnya terjadilah sex bebas. Kita lihat saja kalau sudah malam minggu atau malam libur banyak remaja-remaja yang begadang tanpa keperluan yang jelas. Mungkin tanpa disadari pemerintah dan orang tua juga lalai dalam menangani pergaulan bebas ini. Lihat saja sekarang contoh di kota Medan sudah ada berapa banyak diskotik yang tidak terlalu dipantau oleh dinas pariwisata. Dikostik juga dapat sebagai pemicu kerusakan moral para remaja saat ini, karena masuk diskotik sudah tidak ada cek KTP. Mungkin saja yang masuk diskotik belum cukup umur. Tapi, karena kelalaian itulah banyak yang belum cukup umur masuk diskotik. Mungkin didalam diskotik 75% pengunjung minum alkohol, 20% memakai narkoba dan mungkin hanya 5% saja yang tidak mengkonsumsi apa-apa. Setelah mabuk tanpa sadar maka disinilah yang sering terjadi seks bebas. Dengan istilah “Sex After Dugem”. Setelah beberapa kali melakukan seks kadang tanpa si wanita sadari dia telah hamil. Disinilah yang terjadi pernikahan dini bila si pria mau menikahi si wanita. Tetapi bagaimana jika si pria tidak mau atau tidak bertanggung jawab? maka terjadilah yang namanya aborsi karena si wanita malu dan belum siap menjadi seorang ibu. Tanpa dia pikirkan apa bahaya dari aborsi itu sendiri. Aborsi sendiri adalah penguguran janin atau membuang janin sengaja sebelum waktunya, sebelum dapat lahir secara alamiah. Padahal dampak atau resiko aborsi sangat berbahaya. Dampak pada mental wanita tersebut mungkin wanita tesebut akan mengalami gangguan jiwa atau tertekan batin karena penyesalan yang tidak ada hentinya. Dampak kesehatan atau keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi mungkin akan mengalami kematian mendadak karena pendarahan hebat atau karena pembiusan yang gagal dan dampak dibelakangan hari juga tidak sedikit mungkin saja si wanita tersebut mengalami luka dalam yang lama kelamaan semakin parah dan berujung kematian juga. Oleh karena itu pemerintah dan orang tua harus mampu mengambil tindakan dan menyaring pengaruh yang berhak dan berdampak negatif bagi para remaja. Begitu pula peran remaja harus mampu mengendalikan diri dan menghindari hubungan seks pra nikah.
Disinilah mereka memulai yang namanya metode coba-coba hingga akhirnya kecanduan. Dari yang minum-minuman keras, memakai narkoba hingga akhirnya terjadilah sex bebas. Kita lihat saja kalau sudah malam minggu atau malam libur banyak remaja-remaja yang begadang tanpa keperluan yang jelas. Mungkin tanpa disadari pemerintah dan orang tua juga lalai dalam menangani pergaulan bebas ini. Lihat saja sekarang contoh di kota Medan sudah ada berapa banyak diskotik yang tidak terlalu dipantau oleh dinas pariwisata. Dikostik juga dapat sebagai pemicu kerusakan moral para remaja saat ini, karena masuk diskotik sudah tidak ada cek KTP. Mungkin saja yang masuk diskotik belum cukup umur. Tapi, karena kelalaian itulah banyak yang belum cukup umur masuk diskotik. Mungkin didalam diskotik 75% pengunjung minum alkohol, 20% memakai narkoba dan mungkin hanya 5% saja yang tidak mengkonsumsi apa-apa. Setelah mabuk tanpa sadar maka disinilah yang sering terjadi seks bebas. Dengan istilah “Sex After Dugem”. Setelah beberapa kali melakukan seks kadang tanpa si wanita sadari dia telah hamil. Disinilah yang terjadi pernikahan dini bila si pria mau menikahi si wanita. Tetapi bagaimana jika si pria tidak mau atau tidak bertanggung jawab? maka terjadilah yang namanya aborsi karena si wanita malu dan belum siap menjadi seorang ibu. Tanpa dia pikirkan apa bahaya dari aborsi itu sendiri. Aborsi sendiri adalah penguguran janin atau membuang janin sengaja sebelum waktunya, sebelum dapat lahir secara alamiah. Padahal dampak atau resiko aborsi sangat berbahaya. Dampak pada mental wanita tersebut mungkin wanita tesebut akan mengalami gangguan jiwa atau tertekan batin karena penyesalan yang tidak ada hentinya. Dampak kesehatan atau keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi mungkin akan mengalami kematian mendadak karena pendarahan hebat atau karena pembiusan yang gagal dan dampak dibelakangan hari juga tidak sedikit mungkin saja si wanita tersebut mengalami luka dalam yang lama kelamaan semakin parah dan berujung kematian juga. Oleh karena itu pemerintah dan orang tua harus mampu mengambil tindakan dan menyaring pengaruh yang berhak dan berdampak negatif bagi para remaja. Begitu pula peran remaja harus mampu mengendalikan diri dan menghindari hubungan seks pra nikah.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
dari latar belakang di atas dan untuk menghindari permasalahan yang lari dari
jalur fokus kajian yang telah ditetapkan sebelumnya, serta mempermudah
penginformasian terhadap masalah yang dibahas . Maka penyusun hanya akan
membahas uraian masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana dampak pergaulan bebas terhadap
remaja?
2. Bagaimana cara menanggulangi pergaulan
bebas?
3. Bagaimana seharusnya pergaulan dalam
kehidupan remaja?
4. Apa itu HIV/AIDS ?
5. Penyebab HIV/AIDS dan Pencegahannya ?
1.3
Batasan Masalah
Mengingat
cakupan permasalahan remaja cukup luas, maka penyusun perlu membatasi
masalah-masalah pada karya tulis ini ke dalam beberapa rumusan masalah,
diantaranya :
1. Pergaulan bebas.
2. Dampak Pergaulan Bebas, khususnya dalam
penyakit HIV/AIDS.
3. Penanggulangan pergaulan bebas.
1.4 Tujuan
Adapun
tujuan dari pembahasan dampak pergaulan bebas terhadap remaja, adalah:
1. Untuk mengetahui “ mengapa remaja menjadi
korban dari pergaulan bebas”?
2. Untuk mengetahui dampak dari pergaulan
bebas.
3. Untuk mengetahui cara menanggulangi
pergaulan bebas.
4. Untuk mengetahui cara menghindari dari
pergaulan bebas.
5. Untuk mengetahui dampak dari HIV/AIDS.
1.5 Manfaat
Manfaat
dari pembahasan dari pergaulan bebas, adalah :
1. Sebagai bahan informasi bagi pembaca
untuk menghindari pergaulan bebas.
2. Sebagai bahan informasi bagi penyusun
untuk menambah wawasan tentang
pergaulan
bebas.
3. Sebagai bahan informasi tata cara bergaul
yang baik di kalangan remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pergaulan Bebas
Pergaulan
bebas suatu kebutuhan hidup dari makhluk manusia, sebab manusia adalah makhluk
sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain dan hubungan antar
manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan
itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam
pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM.
Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum,
norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis
kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan
norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti
saat ini. Pergaulan bebas sering dikonotasikan dengan sesuatu yang negatif
seperti seks bebas, narkoba, kehidupan malam, dan lain-lain. Memang istilah ini
diadaptasi dari budaya barat dimana orang bebas untuk melakukan hal-hal diatas
tanpa takut menyalahi norma-norma yang ada dalam masyarakat. Berbeda dengan
budaya timur yang menganggap semua itu adalah hal tabu sehingga sering kali
kita mendengar ungkapan “jauhi pergaulan bebas”.
2.1.1
Defenisi Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja
Pergaulan
bebas merupakan kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah
makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan
antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).
Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga
setiap manusia tidak tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan
melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar
manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma
budaya, serta norma bermsayarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan
bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia
tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini. Namun, dalam
masyarakat pergaulan bebas memiliki arti yang berbeda. Dari segi bahasa
pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari ikatan.
Jadi pergaulan bebas artinya proses bergaul dengan orang lain tetapi terlepas
dari norma yang mengatur tentang pergaulan. Pergaulan bebas tidak mengenal
batas-batas pergaulan.
Para remaja dengan bebas saling
bercengkrama, bercampur baur antara lawan jenis, akibatnya mudah di telusuri
berkembanglah budaya pacaran.
2.1.2
Faktor –
Faktor Pergaulan Bebas Seorang anak dapat terjerumus ke
dalam
pergaulan bebas disebabkan oleh :
1. Arus globalisasi Seiring dengan semakin
cepatnya arus globalisasi, banyak budaya Barat yang tidak sesuai dengan budaya
Timur (Indonesia) masuk ke Indonesia. Budaya Timur yang awalnya pacaran pada
usia remaja dianggap tabu oleh masyarakat, tetapi semakin akibat kuatnya
pengaruh arus globalisasi tersebut menyebabkan pacaran sebagai hal biasa.
2. Pengaruh teman atau kelompok sepermainan.
Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa sekarang ini teman ialah tempat menampung segala
keluh kesah kita. Namun, apabila kita kita salah mencari teman, mereka akan
menghibur kita, mereka akan mengajak kita mencari solusi semua masalah kita
dengan mengajak kita clubbing, merokok, apalagi mencari menggunakan ganja.
3. Pengaruh media massa Sekarang, untuk
mendapatkan suatu video, gambar dan cerita-cerita tentang seks dan pornografi
lainnya sangat mudah, tinggal cari di internet dengan mengunjungi situs-situs
yang meyediakan layanan dewasa tersebut selain itu juga film-film dewasa tersebut
juga sudah dijual oleh para pedagang kaset dan video. Begitu mudahnya akses
untuk mendapatkan hal-hal yang berbau pornografi sekarang ini menyebabkan
semakin meningkatnya angka perilaku seks bebas di kalangan remaja.
4.
Iman yang lemah pemahaman religi/ agama yang kurang, sehingga iman sangat mudah
untuk digoyahkan untuk berbuat yang tidak baik dan tidak lagi dapat memahami
akibat dari pergaulan bebas, baik berakibat didunia maupun diakhirat pada
akhirnya.
5. Pandangan orangtua anak-anak tumbuh
menjadi remaja, mereka belum paham dengan sex education, sebab orang tua masih
menganggap bahwa membicarakan mengenai seks adahal hal yang tabu. Orang tua
juga melakukan kesalahan, dengan tidak memberikan pendidikan yang memadai di
rumah dan membiarkan anak-anak mereka.
Sehingga dari ketidak fahaman tersebut para
remaja merasa tidak bertanggung jawab dengan seks atau kesehatan anatomi
reproduksinya.
2.1.3
Dampak
Pergaulan Bebas
Dampak
dari pergaulan bebas akan menimbulkan perilaku-perilaku yang negatif, antara lain
; negatif minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas dan lain-lain
yang dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS. Melakukan hubungan seks
secara bebas merupakan akibat pertama dari pergaulan bebas yang merupakan
lingkaran setan yang tidak ada putusnya dengan berbagai akibat di berbagai
bidang, antara lain di bidang sosial, agama dan kesehatan. Yayah Khisbiyah
(1994), misalnya : mengutip pelbagai hasil penelitian menunjukkan intensitas
angka kehamilan remaja di luar nikah. Lembaga konseling remaja, Sahabat Remaja,
menemukan dari berbagai kasus yang mereka tangani pada tahun 1990 dijumpai ada
80 remaja usia 14-24 tahun yang hamil sebelum nikah. Penelitian di Manado
dilaporkan oleh Warouw mengambil 663 sampel secara acak dari 3.106 orang meminta
induksi haid ditemukan sebanyak 472 responden yang belum menikah (71,3%)
mengalami kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy). Dari jumlah
tersebut, 291 responden (28,8%) berusia 14-19 tahun, 345 responden (52%)
berusia 20-24 tahun. Pakar seks juga specialis Obstetri dan Ginekologi Dr.
Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja
yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat. Dari sekitar lima persen
pada tahun 1980-an, menjadi dua puluh persen pada tahun 2000. Kisaran angka
tersebut, kata Boyke, dikumpulkan dari berbagai penelitian di beberapa kota
besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Palu dan Banjarmasin. Bahkan di
pulau Palu, Sulawesi Tenggara, pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah
melakukan hubungan seks pranikah mencapai 29,9 persen. Berdasarkan penelitian
di berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30 persen remaja mengaku
pernah melakukan hubungan seks. Celakanya, perilaku seks bebas tersebut
berlanjut hingga menginjak ke jenjang perkawinan. Ancaman pola hidup seks bebas
remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin
serius. Sebagai remaja yang baik, tentu kita tidak ingin hal itu terjadi,
bukan? Oleh karena itu, berilah jarak antara kita dengan pergaulan bebas yang
merajalela. Karena, dampak dari pergaulan bebas tersebut hampir kebanyakan
merupakan dampak negatif, salah satunya kita bisa terjangkit virus HIV/AIDS
(Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome). Dan masih
banyak lagi dampak-dampak negatif lainnya.
2.1.4
Bahaya Bagi Remaja
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan
masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan
membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila
masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan
hancurlah masa depannya. Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba,
mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun
semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan
remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah
pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja. Masalah
menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular
dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari
pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan
kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan
merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya
manusia bagi bangsa.
2.2 Seks
Bebas, Dampak sex bebas dan Penanggulangannya
Seks
bebas ialah tindakan seksual yang dilakukan sebelum pada waktunya (menikah).
Seks bebas ini biasanya dilakukan oleh remaja terutama yang berpacaran. Namun,
rasa cinta dan sayang yang mereka lakukan disalahartikan dengan melakukan
hubungan seksual. Awalnya, remaja hanya bergandengan tangan, tetapi karena hormon
yang merangsang dan berbagai faktor seperti pengaruh budaya barat, selanjutnya
mereka mulai mencumbu satu sama lain, lama-kelamaan, laki-laki mengajak pacar
perempuannya untuk melakukan hubungan yang tidak senonoh itu. Beruntung apabila
si perempuan tidak meladeni pacarnya itu.
Dari
sisi kesehatan, perilaku seks bebas bisa menimbulkan berbagai gangguan.
Diantaranya, dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS, terjadi
kehamilan yang tidak diinginkan. Selain tentunya kecenderungan untuk aborsi,
juga menjadi salah satu penyebab munculnya anak-anak yang tidak diinginkan.
Keadaan ini juga bisa dijadikan bahan pertanyaan tentang kualitas anak
tersebut, apabila ibunya sudah tidak menghendaki. Seks pranikah, lanjut Boyke juga bisa meningkatkan resiko kanker mulut
rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko
terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.
Pada
saat ini sangat marak terjadi pergaulan bebas di kalangan remaja. Banyak sekali
para remaja atau anak-anak muda yang terjerumus dalam pergaulan tidak sehat
ini.
Mereka tidak menyadari bahwa hal itu
menyebabkan masa depan mereka terancam. Sekarang, sangat marak sekali
diberitakan di televisi, radio ataupun media cetak yang mengabarkan tentang
remaja nakan yang berpesta sabu-sabu/narkoba. Kasus pengeroyokan dan tawuran di
kalangan anak SMA. Bahkan yang lebih marak lagi adalah kasus free seks (Seks
Bebas) yang banyak dilakukan oleh remaja berumur 13 hingga 17 tahun ke atas.
Saya membaca dari koran Jawapos edisi minggu lalu, dijelaskan disitu bahwa anak
SMA kelas 3 memperkosa adik kelasnya yang duduk di kelas 1 SMA. Setelah
diperiksakan di Rumah Sakit, ternyata remaja putri ini sudah hamil 2 bulan.
Keluarganya benar-benar menanggung rasa malu. Karena anaknya hamil diluar
nikah. Karena tidak terima, pada akhirnya keluarga korban melaporkan kepada
pihak kepolisian. Bahkan saya juga mendengar dari teman saya sendiri. Bahwa ada
tetangganya yaitu seorang bapak berumur sekitar 40 tahun. Bapak itu tega memperkosa
anaknya yang berumur 19 tahun. Mendengar berita itu saya sangat kecewa. Banyak
sekali terjadi pelecehan seksual. Bahkan sekarang ini marak sekali diberitakan
di infotaiment tentang kasus artis muda yaitu Sheila Marcia yang berumur 19
tahun, yang sudah menggunakan narkoba. Seharusnya kita perlu mempunyai
kesadaran diri bahwa peranan kita ini adalah sebagai generasi penerus bangsa
Indonesia. Wajib untuk mengharumkan nama
bangsa Indonesia. Juga kita harus menjadi kebanggaan negeri, orang tua, keluarga
dan diri sendiri juga tidak lupa kepada Tuhan. Dalam maraknya kenakalan remaja,
peranan orang tua/keluarga sangat penting untuk mengawasi tingkah lakunya
putra-putri mereka. Untuk mencegah supaya anak-anak remaja/anak-anak muda agar
tidak terjerumus dalam pergaulan tidak baik. Perlu sekali para orang tua
mengawasi anaknya. Orang tua harus lebih memperhatikan anaknya. Kita juga harus
pintar memilih teman atau bergaul dengan teman yang baik dan tidak macam-macam.
Dan yang paling penting kita mendekatkan diri pada Tuhan. Mohon bimbingan dan
petunjuk-Nya agar kita selalu berada di jalan yang benar. Kita juga bisa
mengeksplor ketrampilan kita dan juga mengisi waktu luang dengan hal-hal yang
positif. Contohnya : yaitu pergi beribadah, belajar kelompok dengan teman-teman
dll. Berikut ini beberapa uraian peranan remaja di berbagai kalangan untuk
menanggulangi kenakalan remaja, pergaulan tidak sehat/bebas dan lain-lain.
2.2.1
Peranan Remaja Dibidang Kerohanian
Sebagai
remaja untuk menghindari dalam segi pergaulan yang baik harus mendekatkan diri
pada Tuhan. Karena kita sangat membutuhkan bimbingan Tuhan. Baiknya kita harus
lebih rajin beribadah dan berdoa pada Tuhan. Dan mengisi dengan kegiatan /
hal-hal yang positif.
Contohnya : mengikuti kegiatan tartil
disekolah. Pergi ke masjid dan bagi umat christyani, rajin pergi ke gereja.
Kita juga perlu memperdalam pelajaran ke rohanian agar kita dapat mengamalkan
perbuatan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Agar iman kita lebih bertumbuh
dan dikuatkan lagi. Dengan hal ini sedikit besar pasti akan bisa untuk
menanggulangi pergaulan bebas atau kenakalan di kalangan remaja.
2.2.2
Peranan Remaja Dibidang Lingkungan
1. Lingkungan Keluarga Dalam hal ini sangat
penting sekali peranan keluarga untuk mengawasi tingkah laku anaknya. Agar
tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. Menjaga hubungan dalam keluarga
haruslah harmonis. Antara anak dan orang tua harus saling menghormati dan
menghargai satu sama lain. Terciptanya rasa saling mengasihi antara anggota
keluarga. Saling berbagai cerita dan pengalaman. Diperlukan sikap yang jujur
dan terbuka dalam segala hal apapun yang terjadi.
2. Lingkungan Pergaulan. Sebagai remaja
didalam segi pergaulan sangatlah penting. Terutama untuk menambah wawasan dan
pengetahuan. Dalam bergaul itu kita tentu mengenal pengetahuan yang baik dan
yang buruk. Kita juga di tuntut untuk
bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak benar. Tentunya kita harus
menggunakan pikiran dan hati nurani yang bersih. Kita sangat membutuhkan tuntunan
dan bimbingan Tuhan serta koordinasi orang tua. Sangatlah penting dalam hidup
kita untuk menaggulangi pergaulan bebas di masa puber ini.
2.3
Penyakit
HIV/AIDS
Tingginya kasus penyakit Human
Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS),
khususnya pada kelompok umur remaja, salah satu penyebabnya akibat pergaulan
bebas.Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia termasuk Denpasar menunjukkan 10-31%
remaja yang belum menikah sudah pernah melakukan hubungan seksual. Padah kita
ketahui sampai saat ini belum ada obat dari penyakit AIDS ini.
Jika telah kena penyakit ini kita hanya
menunggu waktu mati saja, karena kita sudah tidak dapat berbuat apa-apa.
Semakin memprihatinkan penderita HIV/AIDS memberikan gambaran bahwa, cukup
banyak permasalahan kesehatan reproduksi yang timbul diantara remaja. Oleh
sebab itu mengembangan model pusat informasi dan konsultasi kesehatan
reproduksi remaja melalui pendidik (konselor) sebaya menjadi sangat penting.
2.3.1 Pengertian HIV/AIDS
HIV (human
immunodeficiency virus) adalah sebuah retrovirus yang menginfeksi sel
sistem kekebalan tubuh manusia - terutama CD4+ Sel T dan macrophage, komponen
vital dari sistem sistem kekebalan tubuh "tuan rumah" - dan
menghancurkan atau merusak fungsi mereka. Infeksi dari HIV menyebabkan pengurangan
cepat dari sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan kekurangan imun. HIV
merupakan penyebab dasar AIDS.
Seperti
telah dijelaskan sebelumnya bahwa HIV secara terus menerus memperlemah sistem
kekebalan tubuh dengan cara menyerang dan menghancurkan kelompok-kelompok
sel-sel darah putih tertentu yaitu sel T-helper. Normalnya sel T-helper ini
(juga disebut sel T4) memainkan suatu peranan penting pada pencegahan infeksi.
Ketika terjadi infeksi, sel-sel ini akan berkembang dengan cepat, memberi tanda
pada bagian sistem kekebalan tubuh yang lain bahwa telah terjadi infeksi.
Hasilnya, tubuh memproduksi antibodi yang menyerang dan menghancurkan
bakteri-bakteri dan virus-virus yang berbahaya.
2.3.2 Gejala-Gejala Penyakit
HIV-AIDS
Untuk memastikan apakah seseorang
kemasukan virus HIV, ia harus memeriksakan darahnya dengan tes khusus dan
berkonsultasi dengan dokter. Jika dia positif mengidap AIDS, maka akan timbul
gejala-gejala yang disebut degnan ARC (AIDS
Relative Complex) Adapun gejala-gejala yang biasa nampak pada penderita
AIDS adalah:
1.
Lelah berkepanjangan
2.
Sering demam (>38 °C)
3.
Sesak nafas dan batuk berkepanjangan
4.
Berat badan turun mencolok
2.3.3
Bagaimana Mencegah Tertularnya HIV/AIDS?
Melakukan
penyebarluasan informasi HIV/AIDS kepada teman, kelompok dan keluarganya untuk
mengurangi keresahan akibat berita yang salah dan menyesatkan.
Menghindari atau mencegah penyebaran HIV/AIDS pada
diri sendiri, keluarga dan kelompoknya dengan jalan, antara lain :
1.
Mempertebal iman dan taqwa agar tidak terjerumus ke dalam hubungan seksual pra
nikah dan di luar nikah serta berganti-ganti pasangan.
2.
Hindari alat tercemar. Alat kedokteran disteril (disucihamakan) dengan betul
jarum
tindik, tato, alat salon harus steril
3.
Penderita HIV/AIDS sadar untuk tidak menularkan penyakit pada orang lain
4.
Hindarkan penyalahgunaan obat narkotika, alkoholisme dan segala bentuk
pornografi yang dapat merangsang ke arah perbuatan seksual yang menyimpang.
5.
Kalau suami istri sudah terinfeksi virus HIV, maka pakailah kondom dengan benar
dalam melakukan hubungan seksual.
6.
Melakukan tindakan pengamanan terhadap pencemaran virus HIV/AIDS melalui jarum
suntik, transfusi darah dan luka yang terbuka.
7.
Bagi wanita pengidap virus HIV dianjurkan untuk tidak hamil.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari
paparan diatas maka dapat disimpulkan dampak pergaulan bebas, antara lain :
1. Melakukan hubungan seksual secara bebas
yang mengakibatkan kehamilan, remaja/kehamilan sebelum nikah yang mempunyai
resiko : Pengguguran kandungan/aborsi, rasa malu atau putus asa, terpaksa
menikah.
2. Beresiko tertular penyakit menular
seksual.
3. Penggunaan narkoba dan obat-obatan
terlarang dapat merusak moral generasi muda.
Adapun cara mencegah pergaulan bebas, adalah
:
1. Menanamkan nilai agama, moral dan etika.
2. Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak
hanya intelektual, tetapi juga mengembangkan kemauan emosional agar dapat
mengembangkan rasa percaya diri.
3. Pendidikan dan penyuluhan seksual kepada
para remaja.
3.2. Saran
1. Bagi pemerintah diharapkan memberi
bimbingan dan penyuluhan kepada anak remaja agar tidak salah dalam memilih
pergaulan.
2. Bagi orangtua diharapkan memberi kasih
sayang tidak hanya limpahan materi saja tetapi perlu juga memperhatikan tingkah
laku anak-anaknya agar tidak salah jalan.
3. Bagi para remaja isilah hidup dengan
kegiatan yang positif dan jangan mencoba hal-hal yang memberikan kenikmatan
sesaat.
DAFTAR PUSTAKA
Obat Aborsi ,
ReplyDeleteJual Obat Aborsi https://jual-penggugurkandungan.com Cara Menggugurkan Kandungan ,
harus pintar pintar memilih pergaulan
ReplyDeletetolak angin sido muncul
AGENS128 Adalah Situs Judi Online Taruhan Sepak Bola, Casino, Sabung Ayam, Tangkas, Togel & Poker Terpopuler di Indonesia
ReplyDeletePasang Taruhan Online Melalui Agen Judi Terpercaya Indonesia Agens128, Proses Cepat, Banyak Bonus, Online 24 Jam dan Pasti Bayar!
Sabung ayam
sbobet online
casino online
tembak ikan
daftar bisa langsung ke:
LINE : agens1288
WhatsApp : 085222555128